Porsi

baru saja menonton acara ulang tahun salah satu stasiun tv swasta, disalah satu sesinya menampilkan kolaborasi yang saya tunggu2 sebenarnya, kolaborasi hebat musisi2 yang menurut saya legenda, nama2 seperti ian antono, john paul ivan, ahmad albar, wong aksan, fariz rm, david naif, andi riff dll. setelah saya saksikan dengan penuh wajah sumringah akhirnya malah kecewa, bukan karena penampilan mereka tapi ada satu artis yang ikut kolaborasi dengan mereka merusak semuanya arghhhhh...

nyanyi ngalor ngidul jauh melebihi dari porsinya, bagian solo melodi instrumen disamber dengan improvisasi yang ngawur, suara gitar ian dan john paul sampai tidak terdengar gara2 sang penyanyi terus berimprovisasi sampai lagu selesai. setiap musisi punya porsinya sendiri di setiap lagu, semua sama kedudukannya di setiap lagu. tidak ada yang harus menonjol semua demi hormoni yang tercipta pada lagu. lagipula ini kan kolaborasi..

mencoba menelaah lebih lanjut dari fenomena menyebalkan ini saya semakin menyadari saya sebagai seorang arsitek (wannabe) jg harus menghormati porsi saya sebagai bagian dari dunia bangun membangun, porsi yang sama halnya diberikan kepada kontraktor, lighting, surveyor, dll. namun untuk menonjol dalam bangunan mungkin sudah menjadi salah satu alasan kenapa digunakannya arsitek, namun saya pikir menonjolpun harus pada porsinya.

menghormati porsi saya sebagai bagian dari bumi, dengan mencoba tidak mengganti pohon dengan benda mati, mencoba berjalan dengan menggandeng alam sambil melantunkan lagu kebunku. menghormati apa yang diberikan kepada kita dan memanfaatkannya sebaik2nya mungkin sebuah tindakan yang jauh lebih bijaksana dari pada mengambil alih bagian orang lain dengan beranggapan saya bisa melakukannya lebih baik..

ini bukan untuk pembelajaran yang coba saya berikan pada anda yang membaca, ini hanya merupakan bentuk pembelajaran pada diri sendiri yang harus saya dokumentasikan kedalam blog (secara data komputer suka hilang tiba2 gara2 virus)

akhh saya masih kesal.. why oh why..