Rabu, 17 Desember 2008

tamasya


kalo dipikir2 selama beberapa bulan di bali kok malah jarang main keluar ya.. sepertinya harus lebih sering menikmati pulau dewata.. main ke pantai, bersepeda di ubud, snorkling di blue point, sekedar menikmati pemandangan di uluwatu dan aktivitas2 menggiurkan lainnya, seperti si okta yang selalu keluyuran kmana2 hehehehehe.. menyenangkan..

setiap kali gagal mau outing sendiri selalu menyalahkan motor gara2 boros dan g enak kalo dibawa jauh2 hahaha.. maklum motor 2 tak yang sudah dilarang dijakarta dan salah satu penyumbang polusi yang lumayan banyak ini sudah mendarah daging dengan saya.. selalu menemani saat2 indah sma, kuliah dan kerja sampe sekarang hohohoho.. walaupun si nyonya selalu ngejek ketangguhan motorku...
jadi dilema... halah kayak sinetron aj..

andai saja tuh motor bisa disulap mesinnya jadi lebih irit.. dunia akan terlihat berbeda hohohoho.. maless..

mari kita coba menambah porsi jalan2 n refreshing pada tahun 2009.. daripada stress mikirin partai mending nyantai...

*nyonya : si dia

Selasa, 16 Desember 2008

cerita sore


pada suatu sore yang cerah, saya terpaku melihat bayangan yang terbentuk di muka dinding, semakin lama dilihat semakin menarik karena bayangan tersebut bergerak seiring matahari yang berpindah tempat.. jepretan amatirku diatas hanya satu dari sekian banyak keajaiban alam terhadap lingkungan binaan yang biasa kita sebut dengan arsitektur. saya mencoba menangkap sebagian kecil yang dapat ditimbulkan oleh alam terhadap arsitektur, mencoba mengambil bagian yang kecil pada sebuah karya arsitektur..

kekerabatan antara arsitektur dengan alam semakin lama semakin terkikis dengan kebutuhan ruang yang semakin didominasi oleh egoisme sosok manusia dengan segala arogansi dan kedigdayaannya, mendambakan ruang hijau hampir dikategorikan sebagai mimpi atau cita2..

mencoba menapak tilas arsitektur dimasa lampau yang selalu merangkul kelembutan alam dengan bentuk dan keyakinan arsitekturnya masing2.. sering kita sebut dengan simbolisme arsitektur, tidak hanya perwujudan bentuk yang diambil dari intisari alam namun juga proporsi yang seimbang.. menurut saya alam merupakan pembentuk arsitektur, organ yang berjalan didalam arsitektur, layaknya organ dalam manusia, bukan sesuatu elemen yang sekedar dikolaborasikan atau sekedar dimasukkan kedalam arsitektur..

seorang dosen pernah bertanya pada segerombolan mahasiswa2 bau kencur (yang pastinya tidak ada yang bisa menjawabnya)...
"sudahkah kita mengenal atau menemukan jati diri arsitektur kita",
"seperti apa jati diri arsitektur bangsa ini yang disebut memiliki keberagaman suku, keyakinan, bahasa" (yang menurut saya juga merupakan pembentuk jati diri arsitektur indonesia). pertanyaan tersebutpun belum pernah saya temukan jawabannya.. apakah jati diri arsitektur itu hanya sebuah kata lain dari arsitektur yang bertanggung jawab terhadap lingkungannya, atau sekedar arsitektur yang kita yakini saja...

salahkah jika kadang saya berpikir bahwa keyakinanku terhadap jalan arsitekturku merupakan perwujudan bentuk jati diri arsitektur indonesiaKU.. egois, tapi memang begitu adanya.. idealisme ku layaknya sebuah bayangan pada dinding yang kulihat sore itu kadang terlihat jelas, kadang mengabur, dan terus berjalan..

Senin, 15 Desember 2008

terbang


entah kenapa aku sering berimajinasi terbaring di padang rumput yang luas, dibawah langit yang tak terlihat batasnya, menjadikan telapak tanganku sebagai pengganti bantal, just laying down and relax.. mulai mencoba merasakan gravitasi yang tiba2 berlawanan arah, dan aku mulai terjun ke langit luas, terjun tanpa terjatuh karena akupun belum tau batasan angkasa.. secara batin aku mengalami pengalaman ruang yang hebat.. jantung yang seakan berhenti berdenyut atau terasa saking kencangnya sehingga aku tak merasakannya lagi.. mungkin kadang2 kita harus mencari padang rumput kita sendiri, berhenti sejenak dengan rutinitas rasakan imajinasi kita masing2, rasakan pengalaman yang hanya mungkin dirasakan tubuhmu sendiri..

hmm kira2 dimana bisa menemukan padang rumput yang luas di bali....

hohoho aneh entah knapa juga harus ku upload tulisan ini..

missing something bad


hmm tiba2 teringat sesuatu..

mari berceloteh..

beberapa bulan yang lalu aku mencoba untuk berhenti merokok, sudah lama punya keinginan untuk berhenti tapi baru mempunyai keberanian akhir2 ini.. bulan2 awal berlalu tanpa ada gejala yang mengganggu, aku pun mulai berpikir kok orang2 bilang susah banget berhenti, nagih... bulan2 setelahnya pun berjalan dimana deadline makin tidak terkontrol belum selesai yang satu, yang lain mulai membajak jasa untuk mengerjakan projek2 hebat dengan deadline yang sinting.. sabtu minggu kadang hampir hilang maknanya.. kekalutan yang tinggi membuatku kemudian merasakan rindu yang hebat..

merokok..

ya.. merokok.. alangkah enaknya diantara deadline ini aku bisa nongkrong di wc kantor yang setengah terbuka dengan pohon dan semak yang hijau, ditemani sebatang rokok, kemudian sejenak untuk tidak memikirkan deadline dan tetek bengek lainnya.. hari2 kulewatkan dengan memikirkan hal diatas.. memikirkan saat2 kuliah yang hari2 stress diisi dengan asap rokok ditemani kesendirian dan segelas kopi..

damn..

hari itu pun terjadi ketika segala hal tampak sedang memuncak, inisiatif pun kuambil dengan meminta sebatang rokok yang ramping, simpel, dan manis kepada teman kantorku.. ku hisap dalam2 terasa seperti kumpulan rindu yang terbelenggu.. setelah lama kunikmati akhirnya aku pun berpikir..

aku kalah...

nikmat pun menjadi rasa yang sakit dikepala, hebat rasa sakitnya tiba2 rasa yang mengejutkan datang dari dalam perut.. keluarlah santapanku tadi siang.. deadline pun menjadi kacau ketika aku memutuskan untuk pulang di hari itu untuk sekedar beristirahat, menetralkan pandanganku yang mulai terasa berputar.. besok menjadi hari yang berat dimana aku harus mengejar ketertinggalan dengan ditemani sedikit pusing yang mengganggu..

aku menyesal..

tubuh ku ternyata menolak, hanya halusinasi yang membuatku "rindu" merokok.. mungkin memang saatnya berhenti..

kemudian tersentil sedikit pertanyaan... apakah kesukaanku pada arsitektur akan berakhir seperti itu.. disaat aku jenuh kemudian memutuskan untuk banting stir kearah yang berlawanan.. layaknya kekuatan sebatang rokok rasa rindupun datang dan akhirnya otak pun menolak karena harus membiasakan lagi dalam berarsitektur yang notabenenya kadang harus berpikir diluar kotak, membiasakan memikirkan yang umumnya tidak dipikirkan oleh khalayak ramai..
kupikir manusia memang seperti itu.. seperti sup yang dipanaskan kembali, rasanya pasti berbeda ketika pertama kali dimasak.. tentu aku tidak mau seperti itu..

semoga bisa bertahan..

Jumat, 12 Desember 2008

simplicity


menghasilkan karya minimalis itu ternyata g segampang yang kukira, mungkin bagi orang lain itu merupakan hal yang mudah, namun bagiku yang masih awam merupakan salah satu hal yang sulit. sulit pun bukan dalam artian aku kapok tapi merupakan suatu mainan yang menantang untuk dijamah diraba diemek2... wuih kok jadi melengse...
pengalaman setengah tahun di perusahaan yang menganut paham modern tropis membuatku mau g mau harus mengikuti pola pikir sang "juragan". tapi lama kelamaan pernyataan "mau g mau" dalam diri ini sirna menjadi perasaan ingin tahu yang pekat. ketika proyek mengalir layaknya air, pertanyaan dalam diri ini makin lama makin menumpuk.
"bagaimana si juragan dalam mendapatkan komposisi?"
"bagaimana dia menahan nafsu yang berlebih?"
"bagaimana cara dia melihat konteks bangunan secara utuh?"
"bagaimana dia bisa membangun karakter minimalis "hanya" dengan lansekap??"
"dan bla bla bla bla lainnya"
pertanyaan tersebut untungnya g sekedar bertanya pada diri sendiri dan berakhir hanya disitu, tapi tangan dan otak mulai mencanangkan rencana iseng untuk mencoba karya minimalis dari 0 jadi aku bukan termasuk orang gila yang kerjanya cuma nanya diri sendiri tapi g dilakukan secara konkrit hohohohoho....

oke...

kesimpulan hasil iseng desain pertama: pikiran yang awalnya memang mempunyai niat untuk membentuk sesuatu yang simpel kadang2 menjadi hambatan terbesar dalam membuat desain minimalis, perasaan yang terlalu "menjaga" seringkali menjadi suatu bumerang yang akhirnya membuat kecewa dengan hasilnya.
kesimpulan hasil iseng desain yang kedua: wow ternyata saya terlalu mengandalkan warna putih untuk mendapatkan kesan minimalis. putih memang senjata paling tajam dalam minimalis.
kesimpulan hasil iseng ketiga: hmm rupanya bentuk sudah menjadi elemen yang lebih penting dari fungsi. hei.. fungsi lebih penting bung... paling tidak itu yang selalu kuanut..
sekarang masih mencoba untuk membuat yang ke empat tapi harus menunggu karena lomba futurarc belum kukerjakan.. hehehehe sori rip akan kukerjakan kok...

"kesederhanaan" dalam desain juga mampu menghadirkan kemegahan imaji..

Kamis, 11 Desember 2008

suatu awal



hmmm let see...
okay...
wah udah lama mau nulis di blog tapi baru kesampaian hehehehehe.. males is my middle name.. wah secara lagi males nulis jadi mending kita lanjutkan dilain waktu hiks...
ayo kerja!!!! hiks malasssss...